A Special FanFiction from My Sis in Bali...
Omank Azthi, Jeongmal Kamsahamnida...^^
ON RAINY DAYS
-taemily2618-
Casts : Kim Heechul ; Lisa Park
Genre : Romance
Notes : I think this fanfic isn’t special. I try to make it full of happiness and romance eventhough just a little. Thanks for RCL so far.. Mianhae for bad English and... Hemm... Hope you like, Heechul and Lisa ^^;; *deep bow
****
An empty street .. And empty house.. A hole inside my heart.. I'm all alone.. The rooms are getting smaller.. I wonder how.. I wonder why.. I wonder where they are... The days we had.. The song we sang together..
****
Alunan lagu milik penyanyi yang ia kagumi masih terdengar jelas melalui earphone yang menempel sempurna pada kedua telinganya. Lisa Park, seorang gadis berambut hitam legam sebahu itu mengamati sisi lain halaman belakang rumahnya dari balik jendela. Ia bisa menyaksikan tetes air hujan yang jatuh menimpa tanah dengan frekuensi sedang dan menimbulkan suasana musim hujan yang membuat siapa saja nyaman merasakannya. Tapi Lisa tidak menyukai itu. Ia tidak suka hujan. Tidak suka aroma tanah yang basah karena hujan, tidak suka pada ajaibnya tujuh warna yang melengkung indah saat hujan berhenti, dan tidak suka semua hal yang berhubungan dengan hujan. Tapi saat ini ia memandangi hujan itu dari dalam kamarnya. Memandanginya seakan tidak ingin kehilangan momen berharga. Memandangi tetesan air itu dengan tatapan kosong.
****
DAY 1
Lisa Park melangkahkan kakinya enggan menyusuri jalanan malam kota Seoul. Tidak banyak yang bisa ia lakukan selain hanya berjalan sejauh yang ia bisa sembari sesekali menengadahkan kepalanya untuk sekedar menatap langit hitam tanpa bintang.
Langit tak berbintang itu ternyata memang tidak bersahabat dengannya, hujan turun dengan derasnya secara tiba-tiba. Membuat sebagian orang yang berjalan di sekitar jalanan itu bergegas berlari untuk menepi dan berteduh, sebagian orang memilih untuk tetap berjalan menerobos hujan, ada juga beberapa orang dengan tergesa-gesa membuka payungnya agar terlindung dari derasnya hujan. Tetapi Lisa Park tidak melakukan salah satu dari semua itu.
“ Apa yang kau lakukan, Nona?”
Lisa menoleh ketika seseorang menepuk bahunya dan merasakan tidak lagi ada serbuan tetesan air membasahi dirinya. Lisa menatap seseorang itu dengan tatapan yang tidak mudah dimengerti bahkan oleh dirinya sendiri. Seorang pria yang juga tengah menatapnya serius, dengan tangan kiri pria itu memegang sebuah payung cukup besar yang sekarang melindungi Lisa dan tentu saja pria itu dari derasnya hujan.
Pria itu tersenyum “ Gadis cantik tidak boleh kehujanan...” katanya kemudian
Lisa masih menatap pria itu tertegun. Pria dengan senyum yang masih tetap terukir di wajahnya. Senyum yang terlihat tulus, tidak dibuat-buat. Pria yang menatapnya dengan tatapan meneduhkan. Dan pria asing yang sekarang berada kurang dari satu meter disisinya.
“ Kita bisa menepi dan menunggu hujan reda di halte itu.. Bagaimana?” tanya pria itu lagi pada Lisa sambil menunjuk sebuah halte yang cukup ramai oleh beberapa orang yang juga sedang berteduh disana.
Lisa tidak menjawab apapun atas pertanyaan pria itu. Tidak mengangguk, tidak juga menggeleng, apalagi mengucapkan sepatah kata. Dengan masih terdiam dan menunduk, Lisa Park membiarkan pria itu menuntunnya menuju halte. Membawanya menjauh dari tengah trotoar untuk berlindung.
****
DAY 4
Lisa kembali melewati jalan biasa yang dilaluinya tempo hari. Hari ini sambil menggenggam payung di tangan kirinya dan menjinjing sebuah tas hitam cantik di tangan kanannya. Berjalan pelan dengan senyum di wajahnya sambil merapikan rambutnya yang tergerai bebas tersapu angin malam yang menyejukkan. Lisa kemudian menghentikan langkahnya saat ia berada tepat di depan sebuah halte bus bernuansa putih yang sepi. Menatap halte itu nanar seperti membayangkan suatu kejadian yang pernah terjadi disana beberapa hari lalu. Lisa berdiam diri di tengah trotoar itu cukup lama sampai akhirnya ia mendesah pelan kemudian melangkahkan lagi kakinya setelah sempat menengok ke arah belakangnya tetapi tidak menemukan siapapun disana.
“ Hari ini tidak hujan.. Dan.. Dia tidak datang....” gumamnya pelan seraya berlalu.
****
DAY 6
Hujan melanda Kota Seoul sejak dini hari tadi. Menghambat siapa saja yang memiliki rencana untuk berpergian ke luar rumah menjadi kesal setengah mati. Lisa melirik jam manis di pergelangan tangan kirinya dan bersungut-sungut tidak jelas. Lisa tidak menyukai hujan, apalagi hujan di pagi hari seperti saat ini.
Tidak ada pilihan lain sampai gadis bermata cokelat itu memutuskan untuk keluar rumah dan memaksakan dirinya menerobos derasnya hujan. Lisa terus berlari sambil bergumam tidak jelas. Mulai dari menggerutu karena bajunya basah, rambutnya basah, kedinginan, dan banyak racauan tidak jelas tentang bagaimana ia mengumpat hujan hari itu keluar dari bibir mungilnya yang mulai membiru karena menggigil kedinginan.
Lisa Park, seorang gadis yang tangguh yang tidak akan pernah membiarkan dirinya mengalah hanya karena derasnya hujan.
****
Kim Heechul, memandang langit pagi itu dengan sumringah. Sengaja mengulurkan tangannya agar ia dapat merasakan sendiri bulir air hujan itu jatuh langsung ke telapak tangannya. Heechul menyukai hujan. Meski membuatnya harus tetap tertahan di halte bus ini, tapi Heechul tetap menyukai saat dimana langit menumpahkan curahan airnya.
Kim Heechul melihatnya lagi. Melihatnya berlari di antara derasnya air yang berjatuhan ke tanah. Menyipratkan air saat kakinya bergiliran melangkah. Gadis itu, gadis yang sama. Gadis yang ia temui beberapa hari lalu. Heechul mengamati punggung gadis itu yang semakin menjauh dari pandangannya, kemudian segera berlari mengikuti gadis itu. Berlari menerobos hujan tanpa sebuah payung, sama seperti yang dilakukan gadis itu.
****
“ Tidak lelah?”
Lisa hampir saja melompat terkejut saat seseorang dengan tiba-tiba berdiri di sampingnya dan mengajaknya bicara.
“ Kau?”
“ Hemm... Aku.. Kenapa kau tidak pernah melakukan hal yang lebih baik untuk menghindari hujan?” pria itu bicara sambil mengusap-ngusap rambutnya yang basah
“ Maksudmu?” Lisa merasakan gemuruh yang hebat di sudut terdalam hatinya. Pria ini, datang dan muncul lagi di hadapannya. Kini mengajaknya bicara. Lisa baru menyadari bahwa ia berhenti di tempat yang salah setelah melihat sekeliling tempatnya berdiri.
“ Kenapa kau membiarkan dirimu nekat menerobos hujan sederas ini? Kemudian... Lihat dirimu sekarang.. Kau basah kuyup, pucat, dan menggigil. Kenapa baru berhenti dan berteduh sekarang?”
Lisa menatap pria itu sekilas. Sama seperti waktu itu. Di tempat ini juga ia menghabiskan malamnya menunggu sampai hujan reda bersama pria ini. Tetapi bedanya, ini terjadi di pagi hari, Lisa bisa dengan jelas memandangi wajah pria itu.
“ See? Kau bahkan tidak berusaha membuat keadaanmu lebih baik. Pakai ini saja. Tidak apa kan pakai bekasku?” Pria itu menyodorkan sebuah handuk kecil berwarna pearl aqua ke hadapan Lisa yang masih tertegun.
Tidak ada yang tau mengapa dan bagaimana, Lisa mengulurkan tangannya dan menerima handuk setengah basah itu dari tangan seseorang yang sukses membuatnya berdiri kaku seperti ini.
“ Aku Kim Heechul.. Hey.. Pakai handuk itu untuk mengeringkan paling tidak rambutmu.. “ Heechul menunjuk handuk yang masih tetap di pegang gadis di depannya..
Dan Lisa Park, tidak mengatakan apapun sampai seseorang bernama Kim Heechul itu berlalu dan meninggalkannya lagi di halte bus ini.
“ Aku Lisa...” gumamnya seraya menguatkan genggamannya pada handuk kecil di tangannya.
****
Kim Heechul berjalan santai sambil sesekali menengok ke belakang. Ke arah gadis ‘tanpa nama’ yang masih terlihat menunduk mengamati handuk pemberiannya. Gadis yang bahkan tidak menyebutkan namanya, tetapi cukup membuat seorang Heechul penasaran. Sudah dua kali ia ‘menemukan’ gadis itu di jalan ini, maka hari berikutnya.. Kim Heechul akan membuat pertemuannya dengan gadis itu berjalan sesuai keinginannya.
“ Hey kau, gadis cantik tanpa nama si penerobos hujan... Kita akan bertemu lagi...” gurau Heechul tersenyum simpul.
****
DAY 15
Lisa masih berdiri di tepian halte bus favoritnya. Menjadi tempat favoritnya sejak kurang lebih satu minggu yang lalu. Lisa duduk dengan kepala menunduk. Memandangi ujung sepatunya. Lisa mendongak ketika matanya menangkap sepasang ujung sepatu lain dan mendapati wajah si pemakai sepatu itu kini sedang mengukir senyum manis untuknya.
“ Annyeong haseyo, gadis ‘tanpa nama’ ? “ sapa pria itu.
Lisa masih tidak bergeming. Terpaku menatap seseorang di hadapannya.
“ Lisa... Aku Lisa...” jawab Lisa akhirnya, entah sadar atau tidak.
Kim Heechul tersenyum “ Aku Heechul... “
Dan kata-kata singkat mereka barusan membuat keduanya, baik Heechul ataupun Lisa seperti menemukan sesuatu yang
baru.
****
DAY 150
“ Heechul-ssi... Tidakkah kau bisa memperlambat langkahmu?” Lisa menggerutu kesal. Sementara Heechul yang berada di depannya berbalik dan terkekeh.
Lisa masih menekuk kesal wajahnya, ia menatap Heechul dengan sorot mata tajam “ Jangan tertawa, ini sama sekali tidak lucu..” ujarnya gusar.
“ Dan kau sendiri sedang menahan tawamu, Lisa...” jawab Heechul masih dengan tawa yang coba ia tahan, tetapi akhirnya tetap meledak.
Lisa menghela nafas, kemudian melewati Heechul yang masih terkekeh menertawakannya.
“ Aaaaawww!!!” Pekik Heechul kesakitan saat Lisa dengan sengaja menginjak kaki kirinya. Heechul meringis dan melihat Lisa sedang menertawakannya sekarang.
“ Kita impas, Kim Heechul..” ujar Lisa lantang dan terlihat sangat puas setelah melihata tatapan kesakitan Heechul akibat perbuatannya.
“ Kau jahat...” Gumam Heechul setelah dengan terseok berhasil mengimbangi langkah Lisa.
“ Kau yang lebih jahat...” seru Lisa cepat.
Heechul menatap Lisa yang sedang tersenyum mengejeknya “ Baiklah, baiklah.. Lisa, sebentar lagi mungkin akan turun hujan.. Kita harus pulang... Ppali..” ujar Heechul meraih tangan Lisa dan menggenggamnya bermaksud mengajak gadis itu pergi.
“ Heechul..” Lisa menahan langkahnya.
“ Huh? Kau tidak pernah menyukai hujan, jadi kau harus sampai di rumah sebelum hujan turun, ayo..Feelingku tidak pernah salah... “ Heechul bersikeras membawa Lisa beranjak dari tempat mereka berdiri sekarang, tetapi kembali tertegun saat gadis itu kembali menghentikan usahanya.
“ Waeyo?” tanya Heechul pada Lisa yang tersenyum.
Tanpa melepaskan genggaman tangan Heechul padanya, Lisa melangkah maju dan mendekatkan dirinya di sisi kiri Kim Heechul.
“ Sekarang, aku mulai belajar menyukai hujan. Jadi, tetaplah berjalan disisiku seperti ini meskipun hujan turun..”
Heechul menatap Lisa dengan tatapan heran. Tetapi, gadis itu tersenyum untuknya.
“ Kau mau aku menemanimu menikmati hujan?” tanya Heechul sumringah.
“ Bodoh...” jawab Lisa singkat tetapi makna jawaban itu mampu membuat Heechul mempererat genggaman tangannya pada gadis itu dan tersenyum.
****
“ Tidak hujan kan?” protes Lisa pada Heechul.
“ Aku kan tidak tau.. Mungkin karena kau bilang sedang belajar menyukai hujan, hujan itu tidak mau datang..”
“ Mwo?? Alasan yang payah...” gerutu Lisa cemberut
“ Lisa..”
“ Hemm?”
“ Kenapa kau belajar menyukai hujan?”
Lisa terdiam. Pertanyaan yang sederhana tetapi rasanya sangat sulit untuk ia jawab. Apa alasannya belajar menyukai hujan?
“ Jika aku mengatakannya karena kau, kau pasti menertawakanku..” jawab Lisa.
Heechul menghentikan langkahnya secara mendadak dan menatap Lisa “ Apa saat ini aku sedang tertawa?”
“ Apa? Tidak.. Tentu tidak... “ Jawab Lisa gugup. Kim Heechul saat ini berada terlalu dekat dengannya.
“ Terima kasih..”
Lisa mengerutkan keningnya mendengar ucapan terima kasih dari Heechul.
Heechul mengguratkan senyum di wajahnya “ Terima kasih, karena sudah menyukai hujan.. Ayo jalan...” Heechul melangkahkan kakinya lebih dulu meninggalkan Lisa yang masih berdiri kaku di tempatnya memandang punggung Heechul yang perlahan menjauh. Hujan tiba-tiba turun sementara Lisa masih berdiri disana menahan segala ketidaksukaan dan kebencian juga ketakutannya terhadap hujan dan suara petir yang menggelegar. Bertahan di tempat yang sama sampai akhirnya ia merasakan seseorang memeluk dan menghangatkan di tengah derasnya hujan dan dingin. Seseorang baru saja membuatnya sempat merasa ditinggalkan.
“ Lisa, saranghaeyo...” ujar Heechul merengkuh semakin erat gadis dalam pelukannya saat ia merasakan bahu gadis itu bergetar.
“ Aku takut... Aku tidak suka hujan ini... Aku takut.. Heechul...”
“ Aku tau... Kau aman bersamaku, seseorang yang membuatmu sedikit menyukai hujan akan membuatmu tenang dan membuat hujan ini takut padamu... “
Lisa tidak mengatakan apapun. Merasa nyaman berada di pelukan Kim Heechul dan menikmati hujan malam itu bersama seseorang yang membuatnya merasa tenang saat ketakutan dan kecemasannya akan sesuatu sempat memuncak.
--When the world turns dark.. And the rain quietly falls... Everything is still.. Even today, without a doubt.. I can’t get out of it.. I can’t get out from the thoughts of you.. Now.. I know that it’s the end.. I know that it’s all just foolishness.. Now I know that it’s not true.. I am just disappointed in myself for.. Not being able to get a hold of you because of that pride... On the rainy days you come and find me.. Torturing me through the night.. When the rain starts to stop, you follow.... Slowly, little by little, you will stop as well— (beast – on rainy days)
****
DAY 365
“ Jadi kau tetap akan pergi?”
Heechul memandang mata cantik milik Lisa dan tersenyum. “ Aku harus pergi..” gumamnya lirih.
Lisa mulai terisak, ia balas menatap Heechul dengan tatapan berkaca-kaca.“ Siapa yang akan menjagaku setelah ini?” tanya Lisa terbata.
“ Aku..” jawab Heechul mantap tanpa ada keraguan sedikitpun.
“ Huh? Bagaimana mungkin?”
“ Tetaplah percaya padaku, Lisa Park.. Aku akan selalu menjagamu... “
“ Ka-jima...” ujar Lisa akhirnya dengan suara sengau menahan tangis.
“ Aku harus... Mianhae..” Heechul meraih Lisa dalam pelukannya. Menenangkan gadis itu. Gadis yang tengah menangis.
“ Kau akan kembali?”
“ Seperti hujan yang selalu datang dan pergi, maka saat aku harus pergi.. Ku pastikan aku akan kembali...”
“ Jangan bohong....”
“ Lisa, apa hujan pernah berbohong padamu?”
“ Selalu. Dia selalu membohongiku, dan mempermainkanku.. Dia selalu membuatku takut dan cemas... “
“ Itu hanya karena kau belum mengenalnya dengan baik dan kau tidak mempercayainya...”
Lisa masih terdiam dalam pelukan Heechul, sementara ia merasakan Heechul menepuk-nepuk pelan punggungnya. Lisa melepaskan pelukannya dan mendongak, menatap Heechul yang jelas lebih tinggi darinya.
“ Hujan...” Gumam Lisa saat tetes demi tetes air hujan jatuh mengenai wajahnya.
“ Saranghaeyo....” ujar Kim Heechul sebelum mendaratkan sempurna bibirnya hingga beradu mesra dengan bibir Lisa, di antara ribuan tetesan air hujan, di antara dinginnya suasana saat itu di antara rasa bahagia yang bercampur kecemasan, ketakutan dan ketidaksiapan, serta perasaan yang mengharuskan mereka untuk saling mempercayai satu sama lain.
****
DAY 1565
Alunan lagu milik penyanyi yang ia kagumi masih terdengar jelas melalui earphone yang menempel sempurna pada kedua telinganya. Lisa Park, seorang gadis berambut hitam legam sebahu itu mengamati sisi lain halaman belakang rumahnya dari balik jendela. Ia bisa menyaksikan tetes air hujan yang jatuh menimpa tanah dengan frekuensi sedang dan menimbulkan suasana musim hujan yang membuat siapa saja nyaman merasakannya. Tapi Lisa tidak menyukai itu. Ia tidak suka hujan. Tidak suka aroma tanah yang basah karena hujan, tidak suka pada ajaibnya tujuh warna yang melengkung indah saat hujan berhenti, dan tidak suka semua hal yang berhubungan dengan hujan. Tapi saat ini ia memandangi hujan itu dari dalam kamarnya. Memandanginya seakan tidak ingin kehilangan momen berharga. Memandangi tetesan air itu dengan tatapan kosong.
Lisa merindukannya. Merindukan seseorang yang selalu berkaitan dengan hujan. Lisa tersenyum dan menghela nafasnya. Semakin menempelkan earphone-nya.
“ Hanya dua tahun? Aku sudah hampir menyelesaikannya Kim Heechul...” gurau Lisa.
****
-end-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar