Rabu, 15 Februari 2012

Draft 2

Namaku Karin, Kim Karin. Aku adalah seorang mahasiswi semester 5 jurusan Psikologi di Universitas paling bergengsi di negeri ini. Yup, Universitas Indonesia. Aku berdarah campuran (kayak Hermione Granger di serial Harry Potter gitu. Hahaha). Serius!? Ayahku orang Inggris asli, sedangkan Ibuku campuran Indonesia-Korea. Alhasil, tidak heran kalau menurut lembaga survey wajahku berada diatas rata-rata. Hahaha. Narsis.com.
Aku ngga bahong kok! Sumpah!
Wajahku sama seperti orang barat (secara ayahku orang Inggris kan…) pada umumnya, tapi warna kulitku tidak sepucat mereka, rambut dan warna bola mataku hitam. Tinggi badanku juga standar, ngga tinggi menjulang seperti bule, tapi lumayan tinggilah untuk ukuran cewek Indonesia.
Aku anak ketiga dari tiga bersaudara. Kedua kakakku itu cowok, yang pertama namanya Kim Hyun Joong, dan yang kedua namanya Kim Hyung Joon. Aku sangat menyayangi mereka. Tapi sayangnya mereka sangat sibuk sehinga tidak punya cukup waktu untukku. Hyun Joong oppa sangat sibuk membantu ayah mengurus perusahaan, sedangkan Hyung Joon oppa baru saja mendapat gelar sarjana di Melbourne, Australia dan sekarang sedang mengurus untuk melanjutkan kuliah S-2nya di Amerika. WOW… Fantastic bukan?!
Itulah mereka. Kedua kakakku dengan segudang prestasi mereka yang sangat membanggakan. Tapi disinilah aku. Karin Kim. Hanya gadis biasa berstatus mahasiswi, yang kecanduan internet dan sangat tergila-gila dengan negeri Ginseng, tanah kelahiran kakekku, Korea. Mulai dari musik, film, drama, sampai pada kebiasaan dan cara hidup orang Korea pun sudah berada diluar kepalaku. Ckckck. Walaupun hal ini bukan sebuah ‘kebanggan’, tapi aku cukup bangga dengan diriku. Hehehe.
***
Nae sarangi.. naegaereohka..
Seunggyeowa tto naui gieoksoge..
Seuggyeo haetdeon.. nauie..
Geudae sarangeun.. naega animmeun..
Almyeosseodo ireohkae..
Tto haruman..

Ponselku berdeing nyaring melantunkan suara Xiah Junsu yang mengisi soundtrack drama korea kesayanganku sekarang, Sungkyunkwan Scandal. Kuraih ponsel yang berada didekat kepalaku. Tapi bukan untuk membaca SMS yang baru saja masuk, tapi hanya untuk melihat jam, serta melihat nama Si Pengirim SMS. Yoonhee unnie. Kira-kira nama itulah yang terbaca oleh mataku yang sangat enggan untuk terbuka, padahal jam sudah menunjukkan angka 09.17 pagi.

Neo gateun saram tto eopseo,,
juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol,,
eodiseo channi,,
Neo gatchi joheun saram,,
neo gatchi joheun saram,,
neo gatchi joheun ma eum,,
neo gatchi joheun seonmul,,
Neomu dahaeng iya aesseo,,
neorel jikyeojul geu sarami baro naraseo,,
eodiseo channi,,
Na gatchi haengbokhan nom,,
na gatchi haengbokhan nom,,
na gatchi unneun geureon,,
choegoro haengbokhan nom,,

ponselku kembali berdering. Kali ini lagu ‘No Other’ dari Super Junior yang mengalun lembut disekitar telingaku. Perlahan kuraih ponselku.
yoboseyo…” kataku menerima telepon dengan mata yang masih tertutup.
hyaaa!!! Kim Karin!!! Apa yang kau lakukan hah!?” teriak Si Penelpon-Pengganggu-Tidurku di minggu pagi ini.
“uummm… Yoonhee unnie ya? Waeyooo?” jawabku tak bertenaga menahan kantuk yang sangat luar biasa ini.
hya!!! Kau masih tidur? Astaga! BANGUUUUUUUUUUUUUUUNNNNN!!!” Yoonhee unnie kembali berteriak ditelepon. Dan kali ini teriakan cemprengnya sukses membuat mataku terbuka sedikit.
“uummm… unnie, mwoya? Aku ngantuk sekali. Aku baru tidur jam 6 tadi..” sahutku sambil kembali memeluk bantal guling merahku yang empuk.
“anak ini benar-benar… aisshhhh” kudengar suara unnie kesal seperti ingin mencubitku sekuat tenaga. “ya sudah. Unnie cuma mau bilang kalau unnie punya tiket nonton Super Junior. Kalau berminat segera datang ke cafe sebelum siang ini. Kalau tidak tiketnya unnie kasih ke orang lain. Arasseo?!” tuut.. tuut.. tuut.. dan telepon pun terputus. Aku masih belum sadar untuk beberapa detik. Akhirnya mataku terbuka. Perlahan aku bangun dan duduk dengan tetap memeluk guling sambil menguap dengan malas.
Kupandangi kamarku yang lumayan berantakan akibat nonton DVD sejak kemarin pagi sampai pagi tadi. 1 kaleng Fanta, 1 botol Pulpy Orange, 1 botol Frestea Lemon, 1 botol AQUA 500 ml, 1 mangkuk salad buah, 1 kotak Pizza ukuran jumbo, serta beberapa bungkus makanan ringan berserakan disekitarku. Sepertinya aku telah berpesta ria seorang diri. Kusandarkan punggungku ke tempat tidur. Aku menghela nafas panjang sembari mencoba mengingat perkataan Yoonhee unnie ditelepon tadi.
“cafe..” gumamku. “datang ke cafe.. sebelum siang?” gumamku lagi. “untuk apa? Emang ada apaan di cafe pagi-pagi?” tanyaku pada diri sendiri.
Kuikat rambut sebahuku yang sudah bertambah panjang sambil terus berusaha mengingat perkataan Yoonhee unnie.
“Super Junior? Sepertinya tadi unnie nyebut itu deh… Chakkaman! Super Junior mau konser di cafe-nya Yoonhee unnie? Sulit dipercaya! Ini hebat!” ujarku setengah berteriak.
aniyo… sepertinya ada yang salah… ini jelas tidak mungkin!” aku berusaha menenangkan diri dengan cara mengatur nafas perlahan-lahan.
Setelah tenang, aku berjalan menuju beranda kamarku yang terletak dilantai dua. Kubuka pintu beranda dan aku langsung menuju terali besi yang menjadi pagar beranda. Kuamati keadaan sekitar rumahku dari atas. Sepi. Disana hanya ada taman berisi bunga-bunga berbagai warna dan jenis, kolam ikan serta sebuah gazebo berukuran sedang yang berada tepat ditengah-tengah kolam. Tak lama kemudian kulihat mang Ujang berjalan sambil melantunkan lagu India favoritnya, “Kuch Kuch Hota He”. Dia berhenti tepat disebuah jembatan kecil yang menghubungkan taman dengan gazebo, lalu melihat kearahku sambil tersenyum, dan berkata, “Selamat pagi, non..” . aku hanya tersenyum dan kembali kedalam kamar. Aku terus berusaha menyusun puzzle kata yang diberikan Yoonhee unnie tadi. Belum sampai semenit, tiba-tiba ingatanku kembali! Akhirnya aku ingat juga kata-kata Yoonhee unnie ditelepon tadi! Tanpa aba-aba aku melirik jam dinding dan langsung berlari ke kamar mandi.
***
Kim Yoon Hee, 26 tahun, wanita berdarah Korea yang lahir dan besar di Indonesia. Dia memiliki sebuah cafe dan restoran Korea di tengah pusat kota Jakarta. Sementara Kim Min Ji, 21 tahun, adalah seorang mahasiswi jurusan Ekonomi di kampus yang sama denganku. Mereka berdua adalah sepupuku. Kami berasal dari nenek yang sama. Ibu Yoon Hee unnie adalah anak pertama nenekku, dia menikah dengan pria berkebangsaan Perancis. Sedangkan ayah Min Ji adalah anak kedua nenekku, dia menikah dengan wanita keturunan Rusia. Dan ibuku adalah anak ketiga –anak terakhir nenekku.
Saat ini aku dan Min Ji berada di ruangan pribadi Yoon Hee unni, yang sedang keluar untuk urusan mendadak. Min Ji masih asyik dengan makan siangnya, sedangkan aku lebih memilih untuk mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidur-yang-tertunda di sofa empuk ini.
Belum sempat aku memejamkan mata, pintu ruangan terbuka dan Yoon Hee unnie masuk ke ruangan dan meletakkan beberapa map serta tas tangan cantik berwarna cokelat pastel yang senada dengan warna bajunya, di atas meja kerjanya.
“Kau sudah makan siang, Karin?” tanya Yoon Hee unnie saat ia duduk di sofa depan Min Ji.
“Dia sepertinya lebih butuh tidur dari pada makan, unnie.” Min Ji mewakiliku menjawab pertanyaan kakak sepupu kami dengan mulut penuh nasi goreng.
“Haisss... kau begadang menonton DVD lagi? Drama apa kali ini?”
“Sungkyunkwan Scandal. Iya kan, Rin-ah?” lagi-lagi Min Ji yang menjawab pertanyaan unnie untukku. Jadi aku hanya mengangguk mengiyakan, lalu kulihat Yoon Hee unnie mendelik dan berdecak sebal melihat Min Ji makan sambil twitteran di laptop.
“Min Ji-ah... sudah berapa kali unnie katakan padamu? Kalau makan ya makan, online ya online. Jangan mengerjakan keduanya disaat yang bersamaan!” omel Yoonhee unnie.
“Lebih praktis seperti ini kan, unnie? Maag-ku tidak perlu kambuh dan waktu online-ku tidak perlu berkurang.”
“Praktis apanya? Ini membuang-buang waktu namanya, Kim Min Ji. Coba kau pikir. Kalau kau hanya makan saja, nasi goreng kesukaanmu itu bisa kau habiskan sebelum benar-benar dingin, dan setelah itu kau bisa online sepuasnya. Tapi kalau kau makan sambil terus online seperti ini, waktu makanmu akan lama sehingga nasi gorengmu akan dingin sedingin temperatur AC ruangan. Dan waktu online-mu juga akan terganggu karena kau harus menyendok nasi goreng-mu disela-sela kesibukan tanganmu yang mengetik atau mengendalikan kursor. Belum lagi kalau...”
Ne... arassoyo, unnie-ah...” sela Min Ji dengan bibir yang maju beberapa senti karena manyun. Aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuan keduanya.
“Unnie, sebenarnya ada apa sampai menyuruh kami kesini?” tanyaku langsung saat melihat Yoon Hee unnie masih belum rela mengakhiri omelannya untuk Min Ji. Aku benar-benar butuh tidur walau sejenak saat ini. Kepalaku terasa berat dan pandanganku sudah mulai tidak fokus.
“Sudah unnie duga, kau masih tidur saat mengangkat teleponku tadi. Ck! Coba kau lihat kantung matamu. Aigooo... sebotol concealer pun tidak akan bisa menyamarkannya.” Kenapa aku jadi ikut diomeli olehnya? Menyebalkan!
“Jadi ada apa unnie memanggil kami kesini?” tanya Min Ji. Piring nasi gorengnya sudah benar-benar bersih sekarang.
Yoon Hee unnie berdiri lalu berjalan ke meja kerjanya. Dia membuka laci dan mengeluarkan dua buah amplop putih berbeda ukuran lalu memberikan satu  ke Min Ji.
Ige mwoya?”
“Buka saja.”
Min Ji membuka amplop itu dan menarik keluar 3 lembar kertas yang memanjang. Mata Min Ji seketika membesar. “Ige...” katanya terbata sambil melihat Yoon Hee unnie, lalu melihatku, lalu kembali melihat 3 lembar kertas yang dipegangnya.
Eo... itu adalah...”
“TIKET KONSER SUJU!!! AAAAAAAAAAAA... UNNI-AH GOMAWOOOOOOOOOOO...” Min Ji berteriak histeris dan langsung melompat memeluk Yoon Hee unnie sebentar dan kemudian melompat lagi kearahku dengan histeris. Aku tidak tahu apa lagi yang dia lakukan setelahnya, yang pasti kepalaku terasa ringan kembali dan segala rasa kantuk yang menggelayutiku tadi sirna seketika.
***
Seingatku, ini adalah acara ‘pulang kampung’ paling indah yang pernah aku, atau kami –aku, Min Ji dan Yoon Hee unnie- alami. Bagaimana tidak? Baru kali ini nenek kami, Si Nyonya Besar Kim yang dikenal sangat menyayangi dan tidak bisa lepas dari ketiga cucu perempuannya itu memberi kami tiket gratis Korea-Indonesia Indonesia-Korea plus uang saku dan biaya hidup selama 2 minggu di Seoul! Aku ulangi, DUA MINGGU!!! Omonaaa... ini keajaiban namanya! Awalnya aku pikir tiket yang Yoon Hee unnie berikan beberapa hari yang lalu itu murni pemberiannya. Ternyata aku salah. Tiket konser Super Junior serta tiket pesawat itu semua pemberian nenek. Benar-benar tidak terduga! Min Ji saja sampai menganga lebar saat mengetahuinya. Ckckck.
Ini adalah hari kedua kami di Seoul. Karena kemarin kami bertiga kecapekan dan masih jet-lag, kami sepakat untuk istirahat seharian dan baru mulai jalan-jalan hari ini. Ah... rasanya aku sudah tidak sabar untuk menjelajahi Seoul lagi. Sekarang sudah masuk musim gugur, musim yang benar-benar membuatku jatuh cinta. Pemandangannya, suasananya, aromanya... seandainya Indonesia juga punya musim gugur. Pasti akan lebih mengasyikkan. Atau seandainya Si Nyonya Besar Kim tidak mewajibkan semua cucu perempuannya untuk tetap tinggal dan menetap di negara kelahirannya, Indonesia, mungkin saja sekarang kami –atau aku sendiri lebih tepatnya, sudah ada di London dan jika beruntung pasti sudah bisa bertemu Daniel Radcliffe. Hahaha.
Ting Tong...
Eh? Kami kedatangan tamu pagi-pagi begini? Siapa? Kami kan juga tamu di negara ini?
Kudekati intercom dan melihat siapa yang datang. Seorang wanita. Siapa ya?
“nuguseyo?” tanyaku setelah menekan salah satu tombol.
“annyeong haseyo. Choneun Kang Hae Yeon imnida. Boleh aku masuk?” jawab wanita itu.
“ne, silakan masuk.” Kutekan tombol pembuka kunci di intercom dan menunggu wanita itu masuk.
“annyeong haseyo. Choneun Kang Hae Yeon imnida. Aku sekertaris Tn. Lee. Bangapseumnida.” Katanya memperkenalkan diri sambil mengangguk sedikit. Cih... sombong sekali. Jadi yang bisa aku lakukan adalah...
“annyeong haseyo Kang Hae Yeon-ssi. Choneun Kim Karin imnida. Bangapseumnida.” Dengan suara tidak kalah anggun dan sedikit mengangguk, tentu saja.
“ne, bangapseumnida. Apa Kim Yoon Hee-ssi dan Kim Min Ji-ssi juga sudah siap?” tanya Kang Hae Yeon setelah meneliti penampilanku dari atas ke bawah. Sedikit mengeryit, sepertinya.
Apa-apaan wanita ini? Dia tidak sadar ya kalau tindakannya barusan bisa membuat siapa saja risih? Ck! Kurang sopan! Oke, jika memang penampilanku harus dibandingkan dengannya, jelas saja aku kalah modis. Dia memakai setelan semi-formal yang sangat pas membalut tubuh ramping sempurnanya. Dipadukan dengan stiletto berwarna senada serta tas tangan yang elegan. Sepertinya tas tangan itu adalah tas tangan yang sama dengan yang ada di majalah mode yang aku baca di pesawat kemarin. Dan aku? Aku hanya memakai celana jeans biasa dengan hoodie bergambar Tazmania kesayanganku yang aku beli di London akhir tahun lalu. Plus sepatu kets dan rambut dikuncir kuda. Haaahhh... perbandingan yang cukup mengerikan, sepertinya.
“Rin-ah, siapa yang datang?” Min Ji menghampiri kami dengan roll rambut yang masih terpasang.
“Kang Hae Yeon imnida. Hari ini aku harus mengantarkan kalian bertiga ke suatu tempat. Apa kalian sudah siap? Jujur saja, 2 jam lagi aku ada rapat penting. Dan sebelum itu aku harus pastikan kalian sudah ada di tempat yang telah ditentukan.” Katanya dengan kesan angkuh yang sama sekali tidak berusaha ditutupi.
“kenapa kami harus ikut denganmu? Kau siapa?” Yoon Hee unnie memandang wanita bermarga Kang itu dari atas ke bawah. Pandangannya biasa saja. Tidak mengeryit seperti yang wanita itu lakukan padaku. Lalu dengan santainya Yoon Hee unnie duduk di pinggiran sofa sembari memakai sepatu bertali rumit yang baru aku lihat. Mungkin produk keluaran terbaru, unnie kan memang sedikit sinting soal sepatu. Yang tidak aku duga, wanita bermarga Kang ini sepertinya tertarik dengan sepatu Yoon Hee unnie. tadi dia terus memperhatikan sepatu yang dipakai Yoon Hee unnie, kemudian mendengus sebal, walau berusaha ia samarkan.
“aku sekertaris Tn.Lee. Beliau adalah rekan Nyonya Kim, nenek kalian. Dan tugasku hari ini adalah mengantar kalian menemui beliau. Setelah itu mungkin akan ada guide yang akan menemani kalian selama...”
“tidak perlu! Kau pikir ini kunjungan pertama kami di Korea?” sela Min Ji merasa diremehkan.
“terserah... jadi bisa kita berangkat sekarang?”
***
-TBC- (?) 

Draft 1

-Seoul Medical Centre, 3 September 2011-

Lizzie-ah, bagaimana keadaanmu? Kau sudah minum obat? sebentar lagi konser kami akan segera dimulai...  aku akan menelponmu setelah konser. Ok? Hwaiting!!!^^
Lizzie tersenyum simpul membaca pesan singkat yang baru saja tiba di ponselnya. Cho Kyuhyun –sang pengirim pesan, adalah seorang penyanyi terkenal di Korea. Dia merupakan salah satu anggota dari boyband terkenal yang benar-benar mengguncang kancah musik dunia saat ini, Super Junior.
Lizzie menutup pesan singkat tersebut lalu menyimpan ponsel di meja kecil yang terletak disamping tempat tidurnya. Kemudian ia berbaring di tempat tidur dan memandang langit-langit kamar tempatnya dirawat. Ya, ini adalah hari ketiga Lizzie dirawat di rumah sakit karena kelelahan dan kurang istirahat. Lizzie adalah seorang penulis serta pencipta lagu muda berbakat yang dimiliki Korea. Sudah beberapa lagu yang ia ciptakan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal dan menjadi hits. Beberapa diantaranya adalah original soundtrack drama yang juga terkenal. Maka tidak heran jika permintaan lagu ciptaannya semakin meningkat dan sekaligus menyita waktu, tenaga dan pikirannya akhir-akhir ini. Inilah salah satu sebab yang membuat ia kelelahan dan kurang istirahat, sehingga berujung dengan menjadi pasien rawat inap di rumah sakit ini.
“oppa, bagaimana kabarmu? Sedang apa kau sekarang?” Lizzie membiarkan pikirannya melayang jauh meninggalkan dinding-dinding rumah sakit yang seakan membatasi ruang geraknya. Membiarkan dirinya terus seperti itu hingga ia pun tertidur, lelap, karena pengaruh obat yang tadi diminumnya.
*****
“Kau dimana?”
“Taman rumah sakit.”
“Taman sebelah paviliun?”
“Ya”
“Baiklah, aku kesana sekarang.”
Klik. Dan sambungan telepon pun terputus. Lizzie memandang ponselnya dengan tatapan kosong, kemudian tersenyum simpul. Ia bosan berada di kamar terus menerus, jadi sore ini ia keluar kamar dan duduk di bangku kayu dibawah pohon rindang yang ada di taman di dekat paviliun tempatnya dirawat. Taman ini lumayan sepi. Hanya ada dia dan dua pasien lain yang juga duduk di bangku taman yang nyaris sama dengan yang ia pakai di sisi lain taman, serta perawat yang sesekali lewat. Tak lama kemudian Lizzie melihat seorang pria berbadan tegap dan tinggi tengah berjalan ke arahnya. Pria itu tersenyum, membuat Lizzie juga tersenyum kearahnya.
“apa yang kau lakukan disini?” tanya pria itu masih dengan senyuman.
“Aku bosan di kamar terus. Jadi aku kesini. Siapa tahu aku bisa dapat inspirasi disini... hehe”
“inspirasi apa? Aishhh... kau itu bisa dirawat disini karena kelelahan bekerja, kau lupa ya?” pria itu mengacak pelan rambut sebahu Lizzie yang hitam kecoklatan. Kemudian mereka tertawa bersama. Kini wajah Lizzie sudah sedikit ceria, tidak seperti tadi yang tanpa ekspresi. Kedatangan pria ini benar-benar membuat perasaan Lizzie bahagia.
“eh, bukannya itu Seulong? Seulong 2AM?” tanya seorang perawat yang sedang melintas tak jauh dari tempat duduk Lizzie.
“siapa? Seulong 2AM? Mana mungkin, bodoh!” jawab perawat lainnya.
“apanya yang mana mungkin? Itu benar-benar dia! Makanya pasang kacamatamu!” kata perawat pertama dengan delikan kesal kearah temannya, lalu sorotnya berbinar saat melihat kearah pria yang masih berdiri di depan Lizzie.
“Kau benar! Itu Seulong! Seulong 2AM ada disini!” pekik perawat kedua setelah memasang kacamatanya. “omooo... apa yang harus kita lakukan?” Mereka langsung heboh merapikan rambut dan pakaian masing-masing.
Lizzie memandang kedua perawat itu sesaat. Kemudian tersenyum.
“oppa, kau ketahuan.”
*****
Hhoaaaaaaaaaammmmmmmm...
Lizzie bangun dengan menguap lebar pagi ini. Tak terasa, sudah hampir seminggu setelah ia keluar dari rumah sakit. Lizzie bangkit dari ranjang empuknya yang bernuansa Tazmania –tokoh kartun favoritnya, dengan rambut acak-acakan. Hot pants yang ia kenakan tidak terlihat karena tertutupi oleh kaus oblong abu-abu bergambar Tazmania super longgar yang dikenakannya. Ia berjalan menuju dapur untuk minum. Tapi matanya berhenti pada panci mungil yang berada diatas meja makan. Lalu ia mendekat dan mendapati secarik kertas di dekat panci, yang salah satu ujungnya ditutupi oleh mangkuk kecil yang menghadap kebawah dengan sendok diatasnya.
Aku ada rekaman pagi ini.
Maaf tidak membangunkanmu...
Makan yang banyak ya...^^
-‘O’-

Lizzie tersenyum dan membuka tutup panci tersebut. Bubur sayur telur itu masih sedikit mengepul saat dibuka. Berarti masih belum lama dibuatnya. Kemudian Lizzie mengambil air putih, lalu duduk menyantap bubur sayur telur buatan sahabat yang sudah seperti kakaknya itu, Im Seulong.
*****
Siang ini Lizzie harus ke kantor SM Entertainment untuk menyerahkan demo lagu dan musiknya yang baru. Rencananya, lagu barunya ini akan dinyanyikan oleh Taeyeon, leader dari Girls Generation, salah satu girlband terkenal dan populer saat ini. Dan rencananya juga, lagu baru ini akan dipakai sebagai soundtrack drama yang akan tayang bulan depan. Salah satu pemain dari drama ini adalah Choi Siwon, member boyband Super Junior yang juga bernaung di manajemen yang sama dengan Girls Generation.
Lizzie tengah berada di lobi kantor SM Entertainment, saat segerombolan pemuda memasuki lobi. Mereka adalah anggota boyband Super Junior beserta para menejer dan asisten mereka. Lizzie hanya melirik sebentar, lalu terdiam, kemudian kembali sibuk –atau lebih tepatnya menyibukkan diri, dengan musik di iPod-nya. Ia harus menunggu orang-orang yang akan bekerja sama dengannya di lobi ini, karena kebetulan, mereka sedang ada rapat internal sekarang. Jadi mau tidak mau harus Lizzie-lah yang menunggu mereka.
Tanpa disangka, seseorang menyerukan namanya lumayan keras. Dan detik berikutnya Lizzie merasakan seluruh pasang mata yang ada disana mengarah padanya, menilainya dari segala sisi yang mungkin.
Cho Kyuhyun. Dialah orangnya. Lizzie bangkit dari duduknya, kemudian tersenyum dan membungkuk serta mengucapkan “apa kabar” kepada mereka semua. Sembilan member Super Junior beserta dua menejer dan empat orang asisten mendekati Lizzie saat ini. Mereka berbasa-basi sebentar dengan menanyakan keadaan, serta alasan kedatangan Lizzie ke kantor ini. Setelah itu para menejer dan asisten berlalu, menyisakan sembilan orang member boyband paling terkenal saat ini di dekat Lizzie.
Lizzie memandang mereka semua, lalu tersenyum.
“Bagaimana kabarnya?” tanya Lizzie berusaha menjaga intonasi suaranya agar tetap stabil dan normal.
“Siapa? Aku baik-baik saja.” Jawab Kyuhyun enteng tanpa rasa bersalah.
“haisss... jinja... “ Donghae dan Eunhyuk mendelik kearah Kyuhyun, menyuruh Kyuhyun untuk diam.
“Heechul baik-baik saja...” Kata Leeteuk sang leader grup sambil menaruh kedua tangannya di bahu Lizzie. “jangan khawatir...” lanjutnya dengan senyum yang sangat menenangkan, dan seolah bisa memberi semangat.
Member lain pun melakukan hal yang tidak jauh berbeda, kemudian berlalu memenuhi panggilan menejer mereka yang lain. Terkecuali Kyuhyun, sang member termuda grup ini. Dia hanya diam menatap Lizzie beberapa saat, kemudian menghembuskan nafas keras, dan  tersenyum aneh...
“Lizzie-ah, ottohkae? Dia hyung-ku, jadi menurutmu apa yang harus aku lakukan, huh?”
Lizzie terdiam sebentar, lalu menjawab, “mungkin kau bisa menculiknya dari camp militer, lalu membawanya kehadapanku, dan aku... aku akan... akan...” Lizzie tidak mampu menyelesaikan kalimatnya. Lidahnya terasa kelu seketika. Raut wajah serta intonasi suaranya sudah tidak setenang tadi. Dan Kyuhyun menyadari semua itu.
“sudahlah... aku mengerti. Akan kusampaikan sendiri padanya. Jika dia menelpon.”
Kyuhyun mengedikkan bahu lalu berjalan meninggalkan Lizzie yang terus menunduk menatap lantai. Sekuat tenaga Kyuhyun menekan perasaannya saat ini. Kedua tangannya terkepal dengan kuat disamping badannya. Kemudian ia berbalik sebentar melihat Lizzie yang masih diam menatap lantai. Matanya terasa panas dan berair saat ini.
*****
-Satu bulan sebelumnya-
“Hyung, sepertinya... aku menyukainya...” aku Kyuhyun suatu sore di ruang tengah apartemen mereka. Seharian ini Super Junior sedang tidak ada schedule, jadi mereka lebih memilih untuk istirahat –jika tidak bisa disebut bermalas-malasan, di apartemen yang lebih sering mereka sebut sebagai ‘dorm’. Pernyataan Kyuhyun tadi sontak membuat Siwon dan Donghae mengalihkan pandangan mereka dari laptop silver diatas meja.
“kau bilang apa?” tanya Siwon menatap Kyuhyun lalu memandang Donghae yang juga menampakkan wajah meminta konfirmasi atas kalimat yang baru saja mereka dengar.
“kalian mendengarnya!” jawab Kyuhyun dengan sedikit tersipu. Kemudian mengambil alih laptop silver diatas meja, lalu memperbesar foto yang tengah mereka lihat bersama sebelumnya. Foto itu diambil 3 bulan lalu di depan sebuah restoran mewah dengan konsep terbuka di pulau Jeju, saat Super Junior melakukan pemotretan di salah satu resort mewah disana. Foto itu menampakkan pose lucu dari beberapa anggota Super Junior, yakni Sungmin, Heechul, Eunhyuk, Donghae, Leeteuk serta Minji, Karin dan Yoonhee yang merupakan model wanita yang mendampingi Super Junior untuk pemotretan di resort saat itu.
“mendengar apa?” Heechul tiba-tiba saja sudah berada dibelakang ketiganya dengan wajah penasaran.
“Kyu bilang dia menyukai seseorang, hyung!” Siwon menoleh sumringah.
“jadi siapa? Siapa orangnya?” tanya Donghae dengan sorot cemas melihat Kyuhyun memperbesar foto di bagian para model wanita tadi. Yaa Tuhan, ada Minji disana! Batin Donghae menjerit khawatir.
“dia... ada disini... di foto ini...” jawab Kyuhyun dengan wajah yang sudah mulai memerah karena malu.
“Siapa? Yoonhee?” jerit Yesung seketika dengan nada 8 oktaf saat melihat kursor Kyuhyun berhenti pada sosok Yoonhee yang tengah memonyongkan bibirnya didalam foto. Entah sejak kapan Yesung sudah berada disana bersama mereka. Tak ada yang tahu.
“haiss... bukan! Yoonhee terlalu ‘dewasa’ untukku. Maksudku gadis dibelakang Yoonhee... aku... menyukainya.” wajah Kyuhyun benar-benar sudah merah saat ini.
“Lizzie?” Heechul kemudian menatap Siwon sesaat, lalu beralih menatap Kyuhyun yang tengah menunduk, lalu mengangguk dengan wajah merah menahan malu.
Ternyata, didalam foto itu juga ada Lizzie yang tengah duduk menikmati ice cream bersama Raeseok, make-up artist Super Junior, di salah satu meja restoran yang letaknya tidak jauh dibelakang Yoonhee dan Minji yang berfoto bersama Karin dan beberapa anggota Super Junior saat itu. Sesaat suasana hening, namun detik berikutnya diisi oleh suara helaan nafas lega dari Donghae dan Yesung. Siwon menoleh kembali kebelakang, melihat Heechul-hyungnya dengan pandangan khawatir. Sementara Heechul sendiri hanya bisa terdiam dengan sorot mata serta ekspresi yang kosong karena syok.
*****
-Esok harinya-
“oppa, aku menyukaimu... benar-benar sangat menyukaimu...” Lizzie menunduk malu dihadapan Heechul. Entah mendapat keberanian dari mana, baru saja gadis itu mengakui perasaannya kepada pria idolanya yang telah benar-benar disukainya sekian lama. Selama ini, Lizzie memang dikenal sebagai seorang ELF (penggemar Super Junior) khususnya Petals. Petals adalah sebutan untuk penggemar Kim Heechul Super Junior. Dan disinilah dia, menunduk malu tak bergerak dengan degup jantung yang seolah berlomba setelah mengakui perasaannya sebagai seorang wanita kepada seorang pria yang juga idolanya, Kim Heechul.
Kim Heechul sangat terkejut mendengar pernyataan gadis manis yang berdiri dihadapannya saat ini. Tak dapat ia pungkiri, ia juga menyayangi gadis ini. Gadis yang selalu memenuhi inbox pesan di ponselnya, karena hampir setiap hari mengirimkannya pesan singkat berupa sapaan selamat pagi, siang, sore, malam, bahkan ucapan selamat tidur dan mimpi indah. Meski awalnya ia merasa terganggu, dan sempat beberapa kali memarahinya karena hal ini, tapi Lizzie tetap mengiriminya pesan singkat bernada sapaan di minggu berikutnya. Bahkan akhirnya membuat Heechul uring-uringan seorang diri ketika sudah tiga hari lebih tak ada satu pun pesan masuk dari Lizzie. Lizzie, gadis yang tujuh tahun lebih muda darinya, namun mampu membuat Kim Heechul nyaman bersamanya dan bebas menjadi dirinya sendiri.
Heechul masih terdiam menatap Lizzie yang juga masih menunduk dihadapannya. Kemudian Heechul mendekap kedua bahu Lizzie, membuat Lizzie perlahan mengangkat kepalanya memandang sosok Kim Heechul. Wajah Lizzie memerah menahan semua gejolak dalam hatinya. Kemudian Heechul tersenyum dan merengkuh Lizzie kedalam pelukannya. Mereka berpelukan cukup lama, sampai akhirnya Heechul yang melepas pelukannya lebih dulu dan memandang Lizzie yang tengah tersenyum meskipun sorot matanya jelas menggambarkan perasaannya yang campur aduk. Heechul pun tersenyum.
“Lizzie-ah, terima kasih...” ujar Heechul sambil tetap mendekap kedua bahu Lizzie, kemudian perlahan mengecup kening Lizzie. “terima kasih banyak... untuk semuanya...” Lanjutnya. Kemudian mereka terdiam dengan saling menatap satu sama lain. Lizzie ingin bicara, tapi ia tahu bahwa masih akan ada lanjutan dari kalimat Heechul tadi. Jadi ia lebih memilih diam menunggu pria yang dicintainya itu menyelesaikan kalimatnya.
“maafkan aku... aku tidak bisa...” kata Heechul dengan suara sedikit parau. Lizzie sungguh tidak menginginkan kata-kata itulah yang menjadi pelengkap kalimat Heechul sebelumnya. Heechul kini melepaskan dekapannya dari kedua bahu Lizzie, kemudian meraih kedua tangan Lizzie dan menggenggamnya erat.
“mianhae... mianhaeyo... Lizzie-ah.”
Kata-kata Heechul bagaikan petir yang menyambar Lizzie di malam yang penuh bintang ini. Lalu perlahan Lizzie melepas genggaman tangan Heechul. Dengan kegalauan yang sangat, Lizzie berusaha tersenyum untuk sedikit menghambat aliran air mata yang sudah siap menetes, bahkan mengalir deras dari kantungnya.
“ahh, gwenchana... gwenchanayo oppa... seharusnya aku yang minta maaf... aku sudah mengacaukan malam yang indah ini... mianhae...” Lizzie merasa sangat kacau saat ini. Mendapat penolakan dari seseorang yang kau sukai memang sangat menyakitkan. Kau seakan bisa merasakan semua perasaan tidak mengenakkan yang tersedia di dunia; sakit, sedih, kecewa dan hancur disaat yang bersamaan, dan kau akan merasa hampa setelahnya. Menyedihkan. Jadi, yang bisa Lizzie lakukan hanyalah berbalik dan berjalan menjauh dari Heechul, kemudian tanpa sadar langkahnya yang semula goyah kini telah menjadi kuat dan membawanya semakin jauh dari sosok Kim Heechul. Ya, Lizzie berlari seorang diri menembus malam. Membiarkan kakinya membawanya ketempat yang jauh...
*****
Cho Kyuhyun tidak ingin percaya oleh semua yang baru saja dilihatnya. Lizzie Park –gadis  yang dicintainya, beberapa saat lalu telah mengungkapkan perasaan cintanya kepada hyung-nya sendiri, Kim Heechul. Dan mendapatkan penolakan! Kyuhyun tidak habis pikir, kenapa hyung-nya menolak cinta Lizzie. Karena setahunya, hyung-nya itu juga memiliki perasaan yang sama dengan Lizzie. Walaupun tidak pernah ia katakan, tapi Kyuhyun dan orang-orang yang sangat dekat dengan Heechul sudah bisa menebak dan tahu hal ini. Hanya dengan melihat sorot mata Heechul ketika memandang Lizzie dan juga perlakuannya terhadap Lizzie selama ini.  Tapi, walaupun Kyuhyun tahu perasaan Heechul, ia tetap tidak bisa mengenyahkan perasaan suka yang sudah lama ia pendam untuk Lizzie. Bahkan lama kelamaan perasaan suka itu telah berubah menjadi rasa cinta yang seakan bisa membuatnya gila.
“HYUNG!!!” Kyuhyun berteriak dan mendekati Heechul yang masih berdiri diam.
“Kyu... apa yang...” BUKK! Heechul tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena mendapatkan pukulan tinju dari Kyuhyun tepat di perutnya.
“Apa yang sudah kau lakukan, hah?! Kau membuatnya menangis!!! Kau bodoh, hyung! Kau bodoh!!!” teriak Kyuhyun marah, lalu berlari menyusul Lizzie.
Kim Heechul hanya berlutut kesakitan memegang perutnya sambil menatap kepergian Kyuhyun. “mianhae...”
*****
Cho Kyuhyun berhenti tepat di samping taman bermain sebuah TK. Setelah beberapa saat terus berlari dan mencari, akhirnya ia menemukan keberadaan Lizzie juga. Lizzie duduk membelakangi Kyuhyun di salah satu ayunan di taman bermain itu. Kepalanya ia sandarkan di tali ayunan dalam diam. Perlahan Kyuhyun melangkah mendekat kearah Lizzie. Namun sepertinya Lizzie sama sekali tidak menyadari keberadaan seseorang dibelakangnya. Jadi Kyuhyun memilih untuk mengatur nafas dan menghapus keringat di dahinya.
“Park Lizzie?” Kyuhyun berusaha agar suaranya terdengar seperti menebak dengan santai dan tidak tahu sama sekali tentang kejadian yang disaksikannya barusan.
“Cho Kyuhyun?” Lizzie menoleh dan terkejut melihat Kyuhyun berdiri beberapa langkah dibelakangnya.
“apa yang kau lakukan disini?” tanya mereka berdua disaat bersamaan.
“haha. Sepertinya kita berjodoh! Siapa sangka bisa bertemu denganmu disini.” Kata Kyuhyun sesantai mungkin sembari berjalan mendekat.
“eh? Wajahmu kenapa? Kacau sekali.” Kyuhyun benar-benar terdengar seperti tidak tahu apa-apa. Spontan Lizzie berbalik dan menyapu wajahnya dengan tangan.
“kelihatannya kau mencoba merek maskara baru. Kau tahu? Sepertinya kualitas maskara barumu itu jelek sehingga luntur dimana-mana.”
“eh? Benarkah?” buru-buru Lizzie mengambil tissue dan cermin di dalam tasnya. Lalu ia bercermin dan mendapati wajahnya yang benar-benar terlihat kacau walaupun tanpa noda maskara. Hanya ada wajah kusut dan mata sembab yang sedikit bengkak disana. Ia sadar, Kyuhyun tahu kalau ia telah menangis. Sekarang ia merasa sangat malu.
“tidak usah cerita. Aku tidak mau menutup hari ini dengan mendengarkan kisah sedihmu. Katanya itu tidak baik untuk kekencangan kulit wajah.” Kata Kyuhyun sembari mengambil ancang-ancang untuk berayun.
“teori macam apa itu? Tidak berdasar sama sekali.” Lizzie berbalik dan merengut, kemudian tersenyum tipis memandang Kyuhyun yang sedang asyik bermain ayunan. “Kelihatannya kau kurang bahagia saat kecil, ya? Menyedihkan sekali.” Lizzie akhirnya tersenyum lebih lebar melihat Kyuhyun sangat menikmati permainan ayunannya.
“aku bertaruh kau pasti tidak bisa berayun setinggi yang bisa aku lakukan.” Tantang Kyuhyun masih dalam keadaan berayun kesana-kemari.
“cih... aku bisa melakukannya jauh lebih baik darimu.”
“oh ya? Buktikan!”
“ok. Apa taruhannya?”
“hmm...” Kyuhyun berhenti berayun dan berpikir sejenak. “kalau kau menang, aku akan pastikan kau bisa berfoto dengan selebriti papan atas Korea.” Lanjut Kyuhyun dengan penuh percaya diri.
“eh? Cuma itu?” Lizzie mengeryit mendengar hadiah taruhan barusan.
“kenapa? Itu kesempatan langka! Tidak semua orang bisa mendapatkannya. Aku yakin, akan sangat banyak gadis yang ingin mendapatkan kesempatan ini meskipun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.” Papar Kyuhyun sedikit sewot.
“hmm... kau benar juga! Lalu siapa selebriti papan atas itu?” tanya Lizzie sungguh-sungguh.
“dia itu... aku, Cho Kyuhyun Super Junior!”
“eeehh?!”
*****
Kim Heechul menatap taman bermain itu dengan perasaan sangat kacau. Sejak tadi ia menjadi penonton setia disana, dibawah pohon rindang di tepian jalan yang ada di seberang pagar taman bermain. Ia menyaksikan semua yang dilakukan Cho Kyuhyun untuk menghibur Lizzie Park –gadis manis yang memenuhi ruang hatinya, tapi baru saja ia sakiti, dan sekaligus juga menyakiti dirinya sendiri. Ia percaya, dibandingkan dengannya, Kyuhyun jauh lebih mungkin untuk memberi kebahagiaan kepada Lizzie.
“Lizzie-ah... mianhae...” kemudian ia pun berlalu ke kegelapan malam dalam diam yang sangat menyakitkan.
*****
-TBC- (?)

HOAKAKAKAKAKAKAKAKAKA
SETRESSSSSSSS buat ngelanjutinnya...
#GaBakatJadiAuthor 

Selasa, 14 Februari 2012

Dream High 2


Finally... Dream High 2 tayang juga... hahaha
Sebenarnya sih episode 1 sudah tayang 30 Januari 2012 lalu, tapi aku baru bikin postingan ini setelah nonton episode 5 tadi pagi... pakai bahasa kalbu... hahaha
Berikut ini ada profil singkat dari para pemainnya... Check this out! ^^

Siswa-siswi Kirin Art High School

Jung Jin Woon as Jin Yoo Jin

Member maknae 2AM, lahir tanggal 2 Mei 1991, tingginya 185cm, goldar O

Kang Sora as Shin Hae Sung

Aktris, Lahir 18 Februari 1990

Park Ji Yeon as Rian / Leeann

Member T-ara, lahir 7 Juni 1993, tinggi 167cm, goldar AB.

Hyorin as Nana

Member SISTAR, lahir 11 Januari 1991, tinggi 164cm.

Ailee as Ailee

Lahir di USA.

JB as JB

Im Jae Beom, lahir 6 Januari 1994.

Park Seo Joon as Si Woo

Lahir 16 Desember 1988, tinggi 185cm.

Yoo So Young as Par Soon Dong

Mantan member After School, lahir 29 Maret 1986, tinggi 165cm.

Kim Ji Soo as Park Hong Joo

Penyanyi, lahir 5 Februari 1990, tinggi 172cm.

JR as Jung Ui Bong

Park Jin Young, lahir 22 September 1994, tinggi 178cm, goldar O.

Jung Yeon Joo as Lee Seul

Lahir 13 Februari 1990, tinggi 167cm.


Pimpinan dan para pengajar di Kirin Art High School

Kim Jung Tae as Lee Kang Chul

Lahir 13 Desember 1972, tinggi 185cm.

Kwon Hae Hyo as Joo Jung Wan

Lahir 6 November 1965, tinggi 170cm.

JYP as Yang Jin Man

Park Jin Young, Sang Empunya JYP Entertainment. Lahir 13 Januari 1972.

Choi Yeo Jin as Ahn Tae Yeon

Lahir 27 Juli 1983, tinggi 172cm.

Kahi as Hyun Ji Soo

Park Ji Young, member (leader) After School, lahir 25 Desember 1980, tinggi 168cm.

Dream High 2 ini kocak abis!!! Recommended pokoknya^^

cr : asianmediawiki & blog Elok^^v